Buku Deformasi Rasa Cinta
DEFORMASI RASA CINTA
SEORANG HAMBA
(Catatan Editor)
Cinta dengan C
(kapital) memang tidak pernah bisa didefinisikan dengan tepat. Selalu ada
kekurangan dan kelemahannya. Seperti juga kata Kebudayaan, Cinta memang
memiliki multitafsir karena
keberadaannya pun multidimensi. Tapi
bagi Vernon Howard (penulis “Screts
of Mental Magic”), meskipun mengakui bahwa Cinta dapat hadir secara berbeda
pada setiap orang, ia mende- finisikan
Cinta sebagai sikap yang sepenuhnya bebas dan tak terpengaruh oleh apa pun.
Cinta, kata Howard, adalah ketika
Anda tidak menginginkan apa pun dari orang lain, ketika tak ada motivasi
terselubung atas keuntungan pribadi, dan ketika tak ada tuntutan apa pun
terhadapnya. Cinta jenis ini merupakan sebuah pemahaman total. Harol mengatakan, agaknya aneh untuk
memaknai Cinta sebagai sebentuk pemahaman, tetapi itulah kenyataannya!
Buku ini mencoba
mengurai rasa cinta dalam perspektif
psikologis. Dr. H. Kamaruddin Hasan, S.Ag, M.Pd, seorang pendidik
mendeskripsikan masalah Cinta (dengan C capital) pada manusia dalam prilaku
sosial yang mempunyai hubungan interaksional dalam deformasi yang satu sama
lain saling mempengaruhi. Dalam memecahkan persoalan tersebut Kamaruddin Hasan
menggunakan beberapa metode penulisan seperti pengumpulan data, penggunaan library research, dedukatif, indukatif
dan komparatif yang ada kaitanya dengan pembahasan. Ia mengandaikan bahwa rasa cinta sebagai salah satu potensi
yang dibawa manusia sejak lahir, yang juga sebagai salah satu dasar elemen kehidupan
manusia sejak lama dan berabad telah menjadi fokus perhatian manusia. Dalam
berbagai aspek konteks sosial seperti nyanyian dan seterusnya Cinta selalu menjadi
segala-galanya, meskipun dalam perilaku sosial sering pula kita melihat perbuatan-perbuatan
yang jauh dan bertolak belakang dengan simbol Cinta. Oleh karenanya sangat
perlu pengetahuan tentang fungsi rasa
cinta dalam rangka memurnikan makna Cinta terutama sekali dalam konteks
kehidupan sosial.
Di sini “cinta platonik” melibatkan kasih sayang
yang dalam tanpa bicara akan ketertarikan romantis atau seksual (libido) yang
menjadi versus kisah cinta romantik (romantic lovely). Romantic love yang biasa didefinisikan
sebagai hubungan jenis cinta yang memiliki unsur keintiman dan hasrat di dalamnya.
Hubungan cinta jenis ini mengandung ketertarikan secara fisik dan ketertarikan
emosional pada kedua belah pihak. Namun tidak ada komitmen social maupun komitmen
personal diantara keduanya.
Untuk mencapai
“makam” percintaan yang abadi (platonic) maka hubungan sosial harus terbangun
sebelumnya yang secara personal-individual dapat disebut sebagai hubungan
persahabatan tanpa ketertarikan seksual. Saat mencintai seseorang secara platonis, kita mungkin memperhatikan
beberapa tanda umum terkait Cinta dan itu dapat diungkapkan dengan kata-kata
bijak sebagaimana yang disebut oleh Nicholas Sparks: "Love is like the wind. You can't see it, but you can feel it”
(Cinta itu seperti angin. Kau tak dapat melihatnya, tapi kau dapat merasakannya);
sebuah ungkapan yang tidak sekadar bermakna “I love you and you lave me too”.
Pada dimensi yang lain Kamaruddin Hasan juga mengungkapkan rasa cinta dalam uraian agamis. Dari sepotong ayat Al-Qur’an Allah berfirman (QS.Ali-Imran : 14) yang artinya lebih kurang begini:
Dihiasi
manusia dengan rasa cinta, syahwat
Terhadap
wanita (lawan jenis), anak, harta yang
Menggunakan
timbang menimbang, emas dan perak,
kuda
tunggangan (kendaraan), peternakan dan pertanian.
Itulah
perghiasan dunia. Dan Allah adalah tempat
Kembali yang terbaik. (QS.Ali-Imran : 14)
Tafsir dari ayat
ini mewahyukan bahwa ada beberapa makna tentang
perbuatan “mencintai”, diantaranya bahwa bila manusia bisa menempatkan rasa
cintanya sebagai suatu hiasan pada proporsinya yang tepat, maka semua
perghiasan itu akan memberikan cahaya bagi kehidupan.
Dengan
interpretasi seperti itu Cinta telah membuat dunia menjadi hidup, cintalah yang
membuat seluruh aktivitas manusia, karena manusia lahir demi dan karena cinta.
Cinta platonic terhadap lawan jenis,
anak-anak, harta, kerabat kekuasaan dan sebagainya. Di dunia ini memang
mustahil ada yang lahir dan terjadi tanpa Cinta. Tidak ada yang lebih indah
daripada mencintai dan di cintai, simpul Kamaruddin Hasan. Namun di atas dari
segalanya, tidak ada Cinta yang lebih indah daripada dicintai Ilahi. Karena itu
ma’rifat ILAHI ANTA MAQSUDI WA RIDHOKA MATHLUB, menjadi bagian dari ungkapan
serah diri yang sangat penting bagi manusia yang mendambakan CINTA!
Barru,
April 2022
(Badaruddin Amir)
0 Response to "Buku Deformasi Rasa Cinta"
Posting Komentar